News

Dwi Soetjipto, 69 Tahun, Taklukkan Tanjakan Ekstrem Ijen dalam Blue Fire KOM 2025

258
×

Dwi Soetjipto, 69 Tahun, Taklukkan Tanjakan Ekstrem Ijen dalam Blue Fire KOM 2025

Sebarkan artikel ini
Dwi Soetjipto saat menaklukkan tanjakan Erek-erek Ijen

NEWSENERGI.COM – Di usianya yang hampir memasuki tujuh dekade, Dwi Soetjipto kembali membuktikan bahwa semangat dan ketangguhan tak mengenal batas usia. Pria kelahiran 1956 itu sukses menaklukkan medan ekstrem Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2025, ajang balap sepeda tanjakan paling bergengsi di Indonesia.

Turun di kategori Man Age 60+, Dwi memilih untuk menghadapi tantangan berat Ijen ketika banyak orang seusianya memilih menjalani hidup yang lebih tenang. Dengan mengendarai roadbike Bastion berbahan karbon dan titanium, ia menyelesaikan rute sejauh 86,9 kilometer, melewati tanjakan dengan klasifikasi Hors Categorie (HC), gradien puncak 34 persen, dan total elevasi 1.708 meter.

“Ini jalur terberat dari trilogi Mainsepeda,” ujar Dwi usai menyentuh garis finis sekitar pukul 13.00 WIB — setengah jam sebelum cut-off time resmi.

Blue Fire Ijen KOM merupakan seri pamungkas dari Trilogy Mainsepeda setelah Bromo KOM dan Kediri Dholo KOM yang juga telah diselesaikan Dwi. Ketiga medali dari seri tersebut dapat dirangkai menjadi piramida, simbol prestisius dari keberhasilan menuntaskan ketiga ajang ekstrem tersebut.

Meski tak memburu podium, perjuangan Dwi berbuah manis. Ia berhasil mengantongi medali finisher dan menjadi salah satu peserta tertua yang sukses menaklukkan rute brutal Ijen tahun ini. Baginya, garis finis hanyalah simbol; nilai sejati terletak pada semangat, konsistensi, dan keinginan untuk terus bergerak maju.

“Usia memang handicap, tapi kalau keinginan sudah kuat, saya yakin bisa. Karena pada akhirnya, hidup ini bukan soal menang atau kalah, melainkan bagaimana kita tetap bergerak maju,” ungkapnya.

Untuk menghadapi tantangan ini, Dwi menjalani latihan intensif selama sebulan di Bogor, menaklukkan jalur-jalur menanjak seperti Kebo, Cipanas, dan Puncak. Ia juga melakukan pemanasan di jalur menuju Djawatan Banyuwangi bersama enam rekannya sebelum race utama.

READ  Amien Sunaryadi Raih GRC Lifetime Achievement Award 2025 Atas Dedikasinya

Perjalanan Dwi di dunia sepeda dimulai sejak 2005 saat ia rutin menjajal medan ekstrem Bukit Kapur Gresik dengan sepeda gunung. Kebiasaan ini berkembang menjadi gaya hidup yang menyehatkan dan mempererat hubungan sosial. Pada 2020, ia beralih ke roadbike dan tetap konsisten berlatih tiga kali sepekan, dengan jarak tempuh rata-rata 60 kilometer per sesi.

Tak hanya aktif secara individu, Dwi juga mendirikan komunitas MOBCC (Mind Over Body Cycling Club), yang mengusung filosofi bahwa kekuatan pikiran mampu mengalahkan keterbatasan fisik. Kiprahnya bahkan menembus kancah internasional, dari Gran Fondo New York (GFNY) Bali hingga tercatat dalam jajaran 110 pesepeda tercepat dunia.

Bagi Dwi Soetjipto, bersepeda bukan hanya olahraga. Ini adalah caranya menulis ulang kisah hidup—satu kilometer demi satu kilometer, menantang batasan usia, dan membuktikan bahwa semangat yang menyala bisa membawa seseorang ke puncak-puncak tertinggi, dalam arti yang sesungguhnya. (LNB)