News

Cukai Rokok di Mata Ekonom UI: Solusi Kesehatan atau Ancaman Ekonomi?

299
×

Cukai Rokok di Mata Ekonom UI: Solusi Kesehatan atau Ancaman Ekonomi?

Sebarkan artikel ini

NEWSENERGI.COM – Kebijakan kenaikan cukai rokok kembali menjadi sorotan, dan kali ini, Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih ikut angkat bicara. Menurutnya, isu ini perlu dilihat dari berbagai sudut pandang karena memiliki dampak ganda, baik bagi penerimaan negara maupun industri dan kesehatan masyarakat.

Lana menjelaskan, cukai rokok merupakan salah satu penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terbesar. Namun, di sisi lain, kenaikan tarifnya memicu konsekuensi yang kompleks.

“Cukai rokok pernah dinaikkan hingga 57%. Rokok ini barang inelastis, walaupun harganya naik tetap dibeli, tetapi dampaknya signifikan bagi pabrik rokok dan tenaga kerjanya,” kata Lana, Rabu (24/9/2025).

Dari sisi positif, kenaikan cukai rokok diharapkan dapat menekan konsumsi per bungkus, yang pada akhirnya mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Namun, Lana menggarisbawahi perlunya evaluasi mendalam untuk memastikan apakah kebijakan ini benar-benar efektif dalam menurunkan jumlah pasien dengan penyakit terkait rokok.

Di balik niat baiknya, kenaikan cukai rokok juga membawa dampak negatif yang signifikan. Lana menyebut, kebijakan ini dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri rokok. Selain itu, konsumen berpotensi beralih ke rokok lokal yang lebih murah atau bahkan rokok ilegal/impor, yang pada akhirnya dapat mengurangi devisa negara.

Lana juga mengusulkan solusi lain, yaitu skema asuransi di mana perokok menanggung premi tambahan saat menggunakan layanan BPJS Kesehatan. “Kalau harus bayar iuran tambahan, perokok mungkin akan berpikir ulang untuk tetap merokok,” jelasnya.

Pada akhirnya, Lana Soelistianingsih menilai kebijakan cukai rokok memang dilematis. Dari sisi kesehatan, diharapkan dapat menekan konsumsi. Namun, dari sisi ekonomi, kebijakan ini berisiko memicu lonjakan impor rokok dan mengancam keberlangsungan industri dalam negeri.

READ  Rp900 Miliar Dikucurkan untuk Pemulihan Fasilitas Umum Pasca Aksi Massa

“Maka perlunya perhitungan matang agar kebijakan cukai tetap efektif bagi kesehatan sekaligus tidak merugikan sektor industri,” pungkasnya. (DVO)